World Clock

Kamis, 25 Juni 2015

Ujung Genteng 1



Pengamatan Kuliah Kerja Lapang 1
Kuliah lapang merupakan proses pembelajaran dan pemahaman secara nyata dan berdampak pada pemahaman lebih dari sekedar teori yang dipelajari di kampus. Untuk itu, dalam mempelajari dan memahami ilmu khususnya geografi merupakan hal wajib untuk langsung terjun ke lapangan.

Dalam Kuliah Lapang 1 ini daerah kajian atau yang menjadi ruang lingkup yaitu mencakup seluruh objek Pengamatan  yang berkaitan dengan gejala fisik dan gejala sosial yang terdapat wilayah desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap,Kabupaten Sukabumi.

Gambaran Umum


Gambar 1 Daerah Studi. (Sumber: maps.google.com)



Lokasi Studi

Daerah studi mata kuliah KL I ini berlokasi di bagian Selatan Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Desa Ujunggenteng. Sebagai salah satu wilayah yang memiliki wisata pantai yang menarik, Desa Ujunggenteng memiliki potensi wisata alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sektor pariwisata. Namun akses menuju Desa Ujunggenteng dan bentuk medan yang sulit membuat fasilitas yang dibangun masih belum maksimal.


Secara administratif, Desa Ujunggenteng ini terletak di Kecamatan Ciracap,  Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Batas-batas administratif Desa Ujunggenteng adalah :

-        Sebelah Utara             : Desa Gunung Batu
-        Sebelah Timur             : Desa Cikangkung
-        Sebelah Selatan          : Samudera Hindia
-        Sebelah Barat             : Desa Pangumbahan

. Kondisi Fisik Wilayah
- Iklim
            Seperti halnya daerah lain di Indonesia, daerah studi KL I juga memiliki iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 22-28 oC dan curah hujan rata-rata tahunan kurang lebih 2500 mm.Curah hujan minimum biasanya terjadi pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret biasanya terjadi hujan lebat dan angin kencang.

 - Fisiografi wilayah
            Wilayah studi KL I dapat digolongkan sebagai wilayah pantai, dengan bentuk morfologi yang bervariasi, misalnya datar dan bergelombang. Disamping itu bentukan asal yang terdapat di Desa Ujunggenteng adalah bentukan asal marine, karena Desa Ujunggenteng ini berada di wilayah pesisir selatan dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Kondisi fisik Desa Ujunggenteng juga banyak dipengaruhi oleh aktvitas air laut. Di wilayah sekitar pantai juga banyak ditemukan adanya dataran alluvial, sand cays, tanggul pantai dan delta pantai.
            Adanya variasi fisik wilayah ini dapat disebabkan oleh adanya pergerakan lempeng tektonik dan juga aktivitas air laut. Aktivitas pergerakan lempeng tektonik menyebabkan munculnya sesar dan jurus. Sementara itu, aktivitas air laut menyebabkan terbentuknya berbagai jenis endapan baik di pinggir sungai maupun muara sungai.

- Jenis batuan
            Wilayah studi mata KL I ini memiliki tiga jenis batuan. Tiga jenis batuan tersebut adalah Tmci, Qha dan Qpc. Jenis batuan yang mendominasi  wilayah studi kuliah kerja lapang I adalah Qha, yaitu Aluvial dan Endapan Koastal. Jenis batuan alluvial dan endapan coastal ini banyak terdapat di dekat sungai dan wilayah yang masih dipengaruhi oleh air laut.
  Selain itu adapula Tmci yang merupakan formasi Cibodas. Jenis batuan Tmci ini terdiri dari batu gamping, batu gamping tufan, batu gamping pasiran dengan sisipan batu pasir karbonatan dengan batu pasir tufan. Jenis batuan ini terbentuk dari adanya pengendapan dan dapat ditemukan didekat pantai. Wilayah dengan jenis batuan ini dapat ditemukan di bagian timur Desa Ujunggenteng.
          Jenis batuan yang terakhir adalah Qpc yaitu batu gamping terumbu koral.  Jenis batuan gamping terumbu koral ini hanya merupakan sebagian kecil dari wilayah kuliah kerja lapang I. jenis batuan ini dapat ditemukan dibagian selatan Desa Ujunggenteng. Jenis batuan ini terbentuk dari binatang laut seperti Coelenterata, Mollusca, Protozoa dan Foraminimera. Batuan ini disebut batu gamping terumbu koral karena bahan penyusunya berasal dari pengendapan koral.

- Morfologi pantai
            Desa Ujunggenteng memiliki beberapa jenis pantai. Pantai yang pertama merupakan pantai berpasir. Pantai berpasir ini memiliki warna yang berbeda yaitu, berwarna coklat dan coklat keputihan.  Jenis pasir berwarna coklat terbentuk karena adanya pengendapan material oleh air sungai.
            Jenis pantai yang kedua merupakan pantai pasir koral. Hal ini dapat dilihat dari jenis pasir yang terdapat dipinggir pantai tersusun dari endapan terumbu karang dan hewan laut lainnya. Sehingga jenis pasirnya didominasi oleh pasir berkoral. Jenis pantai ini terdapat dibagian selatan Desa Ujunggenteng.
            Jenis pantai yang terakhir adalah jenis pantai berkarang. Di pantai ini, ombak terhalang oleh bentukan karang. Jenis pantai ini terbentuk karena adanya penyusutan dan pengikisan karang oleh air laut.

- Jaringan Sungai
             Desa Ujunggenteng memiliki kurang lebih enam aliran sungai. Sungai-sungai tersebut adalah Ci Kodehel, Ci Tarate, Ci Kakap, Ci Paku, Ci Gebang, dan Ci Seupan. Sungai yang merupakan sungai musiman terdapat pada Ci Seupan, Ci Paku dan Ci Kakap.  Sungai-sungai tersebut juga memiliki jenis dasar sungai yang berbeda- beda, dasar sungai tersebut misalnya berbatu, berpasir, berlumpur atau endapan.
           Desa Ujunggenteng juga memiliki dua daerah aliran sungai yaitu, daerah aliran sungai Ci Karang dan Ci Letuh.  Daerah aliran sungai yang mendominasi Desa Ujunggenteng adalah daerah aliran sungai Ci Karang.
- Kehidupan Penduduk
          Kehidupan penduduk di Desa Ujunggenteng sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik desa tersebut. Desa Ujunggenteng yang merupakan salah satu tujuan wisata membuat banyak warganya yang menyediakan kebutuhan wisata. Seperti menyediakan jasa hotel, rumah makan dan perdagangan. Kondisi pantai berkarang yang cukup luas di Desa Ujunggenteng juga membuat banyak nelayan yang mencari ikan disekitaran pantai. Di Desa Ujunggenteng juga dapat ditemukan adanya tambak udang yang mendapatkan sumber pengairan dari air laut.
            Terdapat pula beberapa jenis perkebunan seperti perkebunan karet dan kelapa. Selain itu, disektor pertanian juga dapat ditemukan adanya persawahan. Adanya bentuk kegiatan pertanian seperti ini dapat menjadikan alternatif sumber ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama saat musim pancaroba dimana kondisi cuaca sulit diperkirakan untuk berlayar.
Gambaran wilayah studi menjelaskan masing masing poin yang akan dikaji dalam kuliah lapang 1 oleh masing masing kelompok yang sudah dibagi pada saat kelas persiapan. Poin yang menjadi kajian adalah 1. Geologi, 2. Geomorfologi, 3. Penggunaan Lahan, 4. Point of Interest, 5. Tanah, 6. Hidrologi, 7. Sosial Ekonomi.

METODE 
Dalam kuliah lapang 1 metode yang digunakan adalah persiapan, dan praktek lapang
1. Persiapan
Dalam persiapan kuliah lapang ada beberapa hal yang harus dipersiapkan pada masing-masing objek kajian yaitu peta kerja masing masing kelompok, tetapi ada peta wajib yang harus disiapkan seperti peta administrasi, yaitu peta yang didapat dari citra satelit dengan skala 1:7.500sebagai peta dasar yang akan dikembangkan menjadi peta yang akan dikaji dalam kelompok masing masing.

2. Pengamatan Lapangan
Dalam metode ini masing masing kelompok dituntut untuk mengamati kajian masing masing pada keadaan lapangan yang sebenarnya.
 

HASIL PENGAMATAN\

POINT OF INTEREST (POI)

 Peta Point of Interest


Pantai-pantai yang terletak di bagian pesisir barat dari Desa Ujunggenteng membuka peluang bisnis pariwisata bagi masyarakat di sekitarnya. Peluang bisnis yang dikembangkan masyarakat adalah penginapan, tempat makan, warung, dan lain-lain.

 Pantai Ujung Genteng dan Pantai Kelapa Condong

Pantai Bagalbatre


Selain itu di Desa Ujunggenteng terdapat pula Bunker yang menjadi salah satu POI yang dapat menarik wisatawan. Bunker ini terletak di daerah tombolo dan sudah berdiri sejak masa kolonial Jepang. Menurut penuturan komandan Pos Perwakilan TNI AU Lanud Atang Sendjaja yang bertugas menjaga wilayah bunker tersebut, bunker tersebut didirikan untuk menjaga wilayah Ujunggenteng dari pemerintah Belanda. Saat ini, bunker tersebut memiliki fungsi utama yang berupa lokasi pelatihan bertahan hidup (survival) TNI Angkatan Udara. Namun, karena pelatihan bertahan hidup (survival) TNI Angkatan Udara yang dilakukan selama 3 bulan sekali, maka Bunker tersebut dijadikan sebagai salah satu objek wisata di Desa Ujunggenteng disaat lokasi tersebut tidak dijadikan sebagai lokasi pelatihan survival. Wisatawan dapat mengunjungi areal tersebut setelah memperoleh izin dari Pos Penjagaan TNI AU yang berada di dekat pintu masuk areal tersebut.

 Bunker Ujung Genteng dan Tempat Latihan TNI AU

 Pos Perwakilan TNI AU


Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan kepadatan pertokoan dan warung makan. Di bagian selatan desa, yang merupakan daerah dimana terdapatnya jalan masuk utama menuju pantai Ujunggenteng, jumlah toko dan warung lebih banyak dengan jarak antar toko yang hampir tidak ada dibandingkan dengan jumlah toko dan warung di utara desa. Sehingga, luas penginapan di selatan desa terbatasi oleh toko.



Penginapan di Selatan dan Utara Ujung Genteng




Geomorfologi
Di Desa Ujung Genteng kami menemukan berbagai macam bentukan alam. Bentukan tersebut lebih banyak berupa bentukan asal marin karena wilayah Ujung Genteng sendiri yang berada di pantai selatan Pulau Jawa. Pertimbangan mengenai peta ini didapatkan dari peta bentuk medan, jenis tanah, geologi dan juga pertimbangan interpretasi peta.
Berdasarkan peta tersebut, geomorfologi wilayah studi/penelitian Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat  ini memiliki tiga jenis geomorfologi. Geomorfologi tersebut yaitu bentukan asal marin, Fluvial, dan Struktural.


1. Bentukan Asal Marin


Di Desa Ujung Genteng ditemukan sand cays atau rataan pasangsurut (tidal flats) yang terdapat di sepanjang pantai Barat Desa Ujunggenteng dan disepanjang tombolo. Sand cays ini memiliki material permukaan berupa pasir. Sand cays ini menjadi padang lamun yang cukup luas serta banyak dijumpai rumah binatang laut, seperti ikan dan kepiting kecil. Ketinggian air laut di sand cays ini tidak terlalu tinggi, yaitu kurang dari tiga meter. Namun, saat air pasang, yaitu pada malam hari, ketinggiannya bisa meningkat daripada di siang hari. Hal tersebut karena bentukan ini masih dipengaruhi oleh kejadian pasang-surut air laut.
 Rataan Pasang Surut
Di ujung rataan pasangsurut menuju ke arah laut dapat dilihat karang memanjang sejajar garis pantai yang ternyata adalah beting gisik. Beting gisik ini terdapat di sepanjang rataan pasangsurut. Beting gisik ini menyebabkan gelombang di sepanjang pantai bagian Barat Desa Ujung Genteng ini tenang. Ombak yang datang menabrak karang sehingga gelombang yang sampai ke pantai kecil dan tenang. 
 Benting Gisik

Selain itu kami juga menemukan bentukan tombolo. Kenampakan ini terletak di bagian paling Selatan Desa Ujung Genteng. Pada saat memasuki wilayah tombolo, pasir pantainya lebih halus dan warnanya cerah. Kemudian, setelah agak ke tengah, pasir pantainya cenderung lebih kasar dan mengandung karang kecil. Di tombolo ini kami juga menjumpai hamparan karang serta hamparan tumbuhan bakau/mangrove yang cukup panjang di pinggiran tombolo.




Tombolo




Di bagian Barat Daya Desa Ujung Genteng, dekat tombolo hingga ke Timur Laut merupakan dataran pantai. Berdasarkan yang dapat diamati, material dataran pantai ini merupakan pasir yang cukup padat. Di sepanjang dataran pantai ini, pasirnya cukup basah dan terdapat beberapa genangan karena pada saat itu sempat turun hujan beberapa kali. Dataran pantai ini subur sehingga ditumbuhi banyak vegetasi.

 Dataran Pantai

Sepanjang pantai bagian selatan Desa Ujung Genteng, dari arah barat sampai ke timur, ditemukan gundukan seperti bukit di sebelah utara pantai. Setelah diklarifikasi, bukit ini merupakan tanggul pantai. Tanggul pantai ini memanjang sepanjang pantai selatan Desa Ujung Genteng sampai ke batas desa di sebelah timur. Tanggul pantai ini ditumbuhi banyak vegetasi berupa rumput, semak belukar, dan pohon-pohon.

Tanggul Pantai

Di pantai bagian Selatan Desa Ujung Genteng, dapat dijumpai beberapa muara sungai membelah tanggul pantai. Muara sungai ini semakin melebar seperti corong saat mendekati laut. Di sini merupakan pertemuan antara air tawar dari sungai dengan air asin dari laut, menjadi air payau. Berdasarkan buku acuan yang kami gunakan, kami menyimpulkan bahwa titik pertemuan ini merupakan estuari. Estuari ini terdapat di setiap muara sungai pantai Selatan Desa Ujung Genteng dan disebelah Barat laut basecamp.


Estuari






1.      2. Bentukan Asal Fluvial
Di bagian Utara Desa Ujung Genteng, memanjang dari Barat sampai ke Timur dekat dengan Sungai Citarate merupakan dataran fluvial. Yang menandakan bahwa dataran ini merupakan datarn fluvial adalah tanah di sini sudah tidak berpasir lagi, tidak seperti dataran pantai. Di sini tanahnya subur ditumbuhi banyak vegetasi.
Dataran Fluvial

Di Desa Ujung Genteng dapat ditemukan jenis bentukan asal fluvial dataran banjir. Dataran Banjir ditemukan disepanjang DAS Ci Kodehel yang bermuara ke lepas pantai. Dataran banjir ini seperti dataran fluvial, bedanya dataran pantai ini masih dipengaruhi oleh DAS Ci Kodehel. Karean berada di sepanjang DAS, lahan dataran banjir di Desa Ujung Genteng ini banyak digunakan untuk sawah irigasi yang pengairannya berasal dari Ci Kodehel. Berikut adalah gambar dataran banjir.
Dataran Banjir

Peta Geomorfologi


Sosial Ekonomi Desa Ujung Genteng



Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan di desa Ujung Genting, Sukabumi yang kami lakukan di dapat data ekonomi masyarakat disana. Sebanyak 30 responden yang diwawancara dari berbagai desa yang sekiranya dapat mewakili perekonomian di Ujung Genteng. Perekonomian sebagai bentuk kemajuan suatu daerah dapat dilihat melalui beberapa faktornya. Seperti pekerjaan, pendapatan, kondisi rumah, alat transportasi,  dan lainnya.
            Desa Ujung Genting mayoritas bermata pencarian sebagai nelayan dan wirausaha. Hal tersebut di karenakan letak mereka yang dekat dengan pesisir pantai dan di desa Ujung Genting merupakan tempat wisata. Dalam satu keluarga biasanya laki – laki menjadi nelajayan dan perempuan membuka usaha warung ataupun bertani sehingga pendapatan mereka tidak hanya dari satu tempat. Pendapatan masyarakat di desa Ujung Genting sekitar Rp. 450.000 – Rp.3.000.000 . Sehingga dapat dikatakan perekonomian di Ujung Genting masih tergolong rendah. 

Peta Mata Pencaharian

Geologi

Rute Perjalanan
            Perjalanan dimulai dengan menuju balai desa yang berada di bagian paling timur dari Desa Ujunggenteng. Setelah menemukan sampel batuan pertama, perjalanan dilanjutkan kearah perbatasan Desa Ujunggenteng dengan Desa Cikangkung di jembatan Cikodehel untuk mencari singkapan batuan lainnya. Hingga pukul 09.30 wib, kami berjalan kembali menuju arah Barat dan menemukkan sampel batuan kedua yang berada di bagian kiri jalan Surade-Ujunggenteng.
            Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju bagian tengah Desa Ujunggenteng. Jalur yang diambil adalah jalur pantai bagian selatan melalui tambak udang. Sampel batuan ketiga dan keempat ditemukan di pantai selatan tersebut. Kemudian, dalam perjalanan menuju tempat peristirahatan, ditemukan sampel batuan kelima di sekitar sawah-sawah penduduk dan juga sampel batuan keenam di rumah-rumah penduduk yang dikelilingi pohon-pohon besar.
Keesokkan harinya, perjalanan mengarah ke bagian selatan Desa Ujunggenteng. Tujuan kami adalah melihat apakah batuan di bagian pantai barat daerah tombolo berjenis batugamping terumbu koral. Dalam perjalanan, terlihat banyak batuan yang berwarna hijau di jalan dan bercampur dengan pasir serta batuan alluvial. Batu tersebut diambel sampelnya dan dilakukan pengamatan. Ternyata batuan tersebut termasuk kedalam batuan Augite karena karakteristiknya yang berwarna hijau dibagian dalam dan luar, memiliki belahan dan bersifat basa. Sesampainya di daerah tombolo atau tanjung di Ujunggenteng, terlihat bahwa pasir di pantai barat terdiri dari pecahan koral yang sangat banyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa batuan di pantai barat memang berjenis batugamping terumbu koral.
Sampel 1
Sampel pertama ditemukan di depan balai Desa Ujunggenteng. Lokasi absolute titik ini adalah 106°26,641 BT, 7° 21,283 LS. Sampel ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Warna                    : Putih kecoklatan
b.      Skala kekerasan      : Kalsit (Skala Mohs)
c.       Belahan                  : Tidak ada
d.      Sifat                        : Basa
e.       Tekstur                   : Berpori
   
Sampel 2



Sampel kedua ditemukan ditepi jalan, sekitar 300 meter dari balai Desa Ujunggenteng kearah timur. Lokasi absolute titik ini adalah 106°26,956’ BT, 7°21,425’ LS. Sampel ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Warna                    : Putih kekreman
b.      Skala kekerasan     : Talc (Skala Mohs)
c.       Belahan                  : Tidak Ada
d.      Sifat                        : Basa
e.       Tekstur                   : Butiran

Lanjutan http://ingiintahu.blogspot.com/2015/06/ujung-genteng-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar