Pengamatan Kuliah Kerja Lapang 1
Kuliah
lapang merupakan proses pembelajaran dan pemahaman secara nyata dan berdampak
pada pemahaman lebih dari sekedar teori yang dipelajari di kampus. Untuk itu,
dalam mempelajari dan memahami ilmu khususnya geografi merupakan hal wajib
untuk langsung terjun ke lapangan.
Dalam
Kuliah Lapang 1 ini daerah kajian atau yang menjadi ruang lingkup yaitu mencakup
seluruh objek Pengamatan yang berkaitan dengan gejala fisik dan gejala
sosial yang terdapat wilayah desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap,Kabupaten
Sukabumi.
Gambar 1 Daerah Studi. (Sumber: maps.google.com)
Lokasi Studi
Daerah studi mata kuliah KL I ini berlokasi di bagian
Selatan Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Desa Ujunggenteng. Sebagai salah satu
wilayah yang memiliki wisata pantai yang menarik, Desa Ujunggenteng memiliki
potensi wisata alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sektor
pariwisata. Namun akses menuju Desa Ujunggenteng dan bentuk medan yang sulit
membuat fasilitas yang dibangun masih belum maksimal.
Secara administratif, Desa Ujunggenteng ini terletak di
Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Batas-batas
administratif Desa Ujunggenteng adalah :
- Sebelah
Utara :
Desa Gunung Batu
- Sebelah Timur
: Desa Cikangkung
- Sebelah
Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah
Barat :
Desa Pangumbahan
. Kondisi Fisik
Wilayah
- Iklim
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, daerah studi KL I juga memiliki iklim
tropis dengan suhu udara berkisar antara 22-28 oC dan curah hujan
rata-rata tahunan kurang lebih 2500 mm.Curah hujan minimum biasanya terjadi
pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Pada bulan Desember sampai dengan bulan
Maret biasanya terjadi hujan lebat dan angin kencang.
-
Fisiografi wilayah
Wilayah studi KL I dapat digolongkan sebagai wilayah pantai, dengan bentuk morfologi yang bervariasi, misalnya datar
dan bergelombang. Disamping itu bentukan asal yang terdapat di Desa
Ujunggenteng adalah bentukan asal marine, karena Desa Ujunggenteng ini berada
di wilayah pesisir selatan dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Kondisi fisik Desa Ujunggenteng juga banyak dipengaruhi oleh aktvitas air laut.
Di wilayah sekitar pantai juga banyak ditemukan adanya dataran alluvial, sand
cays, tanggul pantai dan delta pantai.
Adanya variasi fisik wilayah ini dapat disebabkan oleh adanya pergerakan
lempeng tektonik dan juga aktivitas air laut. Aktivitas pergerakan lempeng
tektonik menyebabkan munculnya sesar dan jurus. Sementara itu, aktivitas air
laut menyebabkan terbentuknya berbagai jenis endapan baik di pinggir sungai
maupun muara sungai.
- Jenis batuan
Wilayah studi mata KL I ini memiliki tiga jenis batuan. Tiga jenis batuan
tersebut adalah Tmci, Qha dan Qpc. Jenis batuan yang mendominasi wilayah
studi kuliah kerja lapang I adalah Qha, yaitu Aluvial dan Endapan Koastal.
Jenis batuan alluvial dan endapan coastal ini banyak terdapat di dekat sungai
dan wilayah yang masih dipengaruhi oleh air laut.
Selain
itu adapula Tmci yang merupakan formasi Cibodas. Jenis batuan Tmci ini terdiri
dari batu gamping, batu gamping tufan, batu gamping pasiran dengan sisipan batu
pasir karbonatan dengan batu pasir tufan. Jenis batuan ini terbentuk dari
adanya pengendapan dan dapat ditemukan didekat pantai. Wilayah dengan jenis
batuan ini dapat ditemukan di bagian timur Desa Ujunggenteng.
Jenis batuan yang terakhir adalah Qpc yaitu batu gamping terumbu koral.
Jenis batuan gamping terumbu koral ini hanya merupakan sebagian kecil dari
wilayah kuliah kerja lapang I. jenis batuan ini dapat ditemukan dibagian
selatan Desa Ujunggenteng. Jenis batuan ini terbentuk dari binatang laut
seperti Coelenterata, Mollusca, Protozoa dan Foraminimera. Batuan ini disebut
batu gamping terumbu koral karena bahan penyusunya berasal dari pengendapan
koral.
- Morfologi
pantai
Desa Ujunggenteng memiliki beberapa jenis pantai. Pantai yang pertama merupakan
pantai berpasir. Pantai berpasir ini memiliki warna yang berbeda yaitu,
berwarna coklat dan coklat keputihan. Jenis pasir berwarna coklat
terbentuk karena adanya pengendapan material oleh air sungai.
Jenis pantai yang kedua merupakan pantai pasir koral. Hal ini dapat dilihat
dari jenis pasir yang terdapat dipinggir pantai tersusun dari endapan terumbu
karang dan hewan laut lainnya. Sehingga jenis pasirnya didominasi oleh pasir
berkoral. Jenis pantai ini terdapat dibagian selatan Desa Ujunggenteng.
Jenis pantai yang terakhir adalah jenis pantai berkarang. Di pantai ini, ombak
terhalang oleh bentukan karang. Jenis pantai ini terbentuk karena adanya
penyusutan dan pengikisan karang oleh air laut.
- Jaringan
Sungai
Desa Ujunggenteng memiliki kurang lebih enam aliran sungai. Sungai-sungai
tersebut adalah Ci Kodehel, Ci Tarate, Ci Kakap, Ci Paku, Ci Gebang, dan Ci
Seupan. Sungai yang merupakan sungai musiman terdapat pada Ci Seupan, Ci Paku
dan Ci Kakap. Sungai-sungai tersebut juga memiliki jenis dasar sungai
yang berbeda- beda, dasar sungai tersebut misalnya berbatu, berpasir, berlumpur
atau endapan.
Desa Ujunggenteng juga memiliki dua daerah aliran sungai yaitu, daerah aliran
sungai Ci Karang dan Ci Letuh. Daerah aliran sungai yang mendominasi Desa
Ujunggenteng adalah daerah aliran sungai Ci Karang.
- Kehidupan Penduduk
Kehidupan penduduk di Desa Ujunggenteng sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik
desa tersebut. Desa Ujunggenteng yang merupakan salah satu tujuan wisata
membuat banyak warganya yang menyediakan kebutuhan wisata. Seperti menyediakan
jasa hotel, rumah makan dan perdagangan. Kondisi pantai berkarang yang cukup
luas di Desa Ujunggenteng juga membuat banyak nelayan yang mencari ikan
disekitaran pantai. Di Desa Ujunggenteng juga dapat ditemukan adanya tambak udang
yang mendapatkan sumber pengairan dari air laut.
Terdapat pula beberapa jenis perkebunan seperti perkebunan karet dan kelapa.
Selain itu, disektor pertanian juga dapat ditemukan adanya persawahan. Adanya
bentuk kegiatan pertanian seperti ini dapat menjadikan alternatif sumber
ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama saat musim pancaroba dimana kondisi
cuaca sulit diperkirakan untuk berlayar.
Gambaran
wilayah studi menjelaskan masing masing poin yang akan dikaji dalam kuliah
lapang 1 oleh masing masing kelompok yang sudah dibagi pada saat kelas
persiapan. Poin yang menjadi kajian adalah 1. Geologi, 2. Geomorfologi, 3.
Penggunaan Lahan, 4. Point of Interest, 5. Tanah, 6. Hidrologi, 7. Sosial
Ekonomi.
METODE
Dalam kuliah lapang 1 metode yang
digunakan adalah persiapan, dan praktek lapang
1. Persiapan
Dalam persiapan kuliah lapang ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan pada masing-masing objek kajian yaitu peta
kerja masing masing kelompok, tetapi ada peta wajib yang harus disiapkan seperti
peta administrasi, yaitu peta yang didapat dari citra satelit dengan skala
1:7.500sebagai peta dasar yang akan dikembangkan menjadi peta yang akan dikaji
dalam kelompok masing masing.
2. Pengamatan Lapangan
Dalam metode ini masing masing
kelompok dituntut untuk mengamati kajian masing masing pada keadaan lapangan
yang sebenarnya.
HASIL PENGAMATAN\
POINT OF INTEREST (POI)
Peta Point of Interest
Pantai-pantai yang terletak di bagian pesisir barat dari Desa Ujunggenteng membuka peluang bisnis pariwisata bagi masyarakat di sekitarnya. Peluang bisnis yang dikembangkan masyarakat adalah penginapan, tempat makan, warung, dan lain-lain.
Pantai Ujung Genteng dan Pantai Kelapa Condong
Pantai Bagalbatre
Selain itu di Desa Ujunggenteng terdapat pula Bunker yang menjadi salah satu POI yang
dapat menarik
wisatawan. Bunker ini terletak di daerah
tombolo dan sudah berdiri sejak masa kolonial Jepang. Menurut penuturan
komandan Pos Perwakilan TNI AU Lanud Atang Sendjaja yang bertugas menjaga
wilayah bunker tersebut, bunker tersebut didirikan untuk
menjaga wilayah Ujunggenteng dari pemerintah Belanda. Saat ini, bunker tersebut memiliki
fungsi utama yang berupa lokasi pelatihan bertahan hidup (survival) TNI
Angkatan Udara. Namun, karena pelatihan bertahan hidup (survival) TNI
Angkatan Udara yang dilakukan selama 3 bulan sekali, maka Bunker tersebut
dijadikan sebagai salah satu objek wisata di Desa Ujunggenteng disaat lokasi
tersebut tidak dijadikan sebagai lokasi pelatihan survival. Wisatawan
dapat mengunjungi areal tersebut setelah memperoleh izin dari Pos Penjagaan TNI
AU yang berada di dekat pintu masuk areal tersebut.
Bunker Ujung Genteng dan Tempat Latihan TNI AU
Pos Perwakilan TNI AU
Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan kepadatan
pertokoan dan warung makan. Di bagian selatan desa, yang merupakan daerah
dimana terdapatnya jalan masuk utama menuju pantai Ujunggenteng, jumlah toko
dan warung lebih banyak dengan jarak antar toko yang hampir tidak ada
dibandingkan dengan jumlah toko dan warung di utara desa. Sehingga, luas
penginapan di selatan desa terbatasi oleh toko.
Penginapan di Selatan dan Utara Ujung Genteng
Geomorfologi
Di Desa Ujung Genteng kami
menemukan berbagai macam bentukan alam. Bentukan tersebut lebih banyak berupa
bentukan asal marin karena wilayah Ujung Genteng sendiri yang berada di pantai
selatan Pulau Jawa. Pertimbangan mengenai peta ini didapatkan dari peta bentuk
medan, jenis tanah, geologi dan juga pertimbangan interpretasi peta.
Berdasarkan
peta tersebut, geomorfologi wilayah studi/penelitian Desa Ujung Genteng,
Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini memiliki tiga jenis geomorfologi.
Geomorfologi tersebut yaitu bentukan asal marin, Fluvial, dan Struktural.
1. Bentukan Asal Marin
Di Desa Ujung Genteng
ditemukan sand cays atau rataan
pasangsurut (tidal flats) yang
terdapat di sepanjang pantai Barat Desa Ujunggenteng dan disepanjang tombolo. Sand cays ini memiliki material
permukaan berupa pasir. Sand cays ini
menjadi padang lamun yang cukup luas serta banyak dijumpai rumah binatang laut,
seperti ikan dan kepiting kecil. Ketinggian air laut di sand cays ini tidak terlalu
tinggi, yaitu kurang dari tiga meter. Namun, saat air pasang, yaitu pada malam
hari, ketinggiannya bisa meningkat daripada di siang hari. Hal tersebut karena
bentukan ini masih dipengaruhi oleh kejadian pasang-surut air laut.
Rataan Pasang Surut
Di ujung rataan pasangsurut menuju ke arah laut
dapat dilihat karang memanjang sejajar garis pantai yang ternyata adalah beting
gisik. Beting gisik ini terdapat di sepanjang rataan pasangsurut. Beting gisik
ini menyebabkan gelombang di sepanjang pantai bagian Barat Desa Ujung Genteng
ini tenang. Ombak yang datang menabrak karang sehingga gelombang yang sampai ke
pantai kecil dan tenang.
Benting Gisik
Selain
itu kami juga menemukan bentukan tombolo. Kenampakan ini terletak di bagian
paling Selatan Desa Ujung Genteng. Pada saat memasuki wilayah tombolo, pasir
pantainya lebih halus dan warnanya cerah. Kemudian, setelah agak ke tengah,
pasir pantainya cenderung lebih kasar dan mengandung karang kecil. Di tombolo
ini kami juga menjumpai hamparan karang serta hamparan tumbuhan bakau/mangrove yang cukup panjang di
pinggiran tombolo.
Tombolo
Di bagian Barat Daya Desa Ujung Genteng, dekat
tombolo hingga ke Timur Laut merupakan dataran pantai. Berdasarkan yang dapat
diamati, material dataran pantai ini merupakan pasir yang cukup padat. Di
sepanjang dataran pantai ini, pasirnya cukup basah dan terdapat beberapa
genangan karena pada saat itu sempat turun hujan beberapa kali. Dataran pantai
ini subur sehingga ditumbuhi banyak vegetasi.
Dataran Pantai
Sepanjang pantai bagian selatan Desa Ujung Genteng,
dari arah barat sampai ke timur, ditemukan gundukan seperti bukit di sebelah
utara pantai. Setelah diklarifikasi, bukit ini merupakan tanggul pantai.
Tanggul pantai ini memanjang sepanjang pantai selatan Desa Ujung Genteng sampai
ke batas desa di sebelah timur. Tanggul pantai ini ditumbuhi banyak vegetasi
berupa rumput, semak belukar, dan pohon-pohon.
Tanggul Pantai
Di pantai bagian Selatan Desa
Ujung Genteng, dapat dijumpai beberapa muara sungai membelah tanggul pantai.
Muara sungai ini semakin melebar seperti corong saat mendekati laut. Di sini
merupakan pertemuan antara air tawar dari sungai dengan air asin dari laut,
menjadi air payau. Berdasarkan buku acuan yang kami gunakan, kami menyimpulkan
bahwa titik pertemuan ini merupakan estuari. Estuari ini terdapat di setiap
muara sungai pantai Selatan Desa Ujung Genteng dan disebelah Barat laut
basecamp.
Estuari
1. 2. Bentukan Asal Fluvial
Di bagian Utara Desa
Ujung Genteng, memanjang dari Barat sampai ke Timur dekat dengan Sungai
Citarate merupakan dataran fluvial. Yang menandakan bahwa dataran ini merupakan
datarn fluvial adalah tanah di sini sudah tidak berpasir lagi, tidak seperti
dataran pantai. Di sini tanahnya subur ditumbuhi banyak vegetasi.
Dataran Fluvial
Di Desa Ujung Genteng dapat
ditemukan jenis bentukan asal fluvial dataran banjir. Dataran Banjir ditemukan
disepanjang DAS Ci Kodehel yang bermuara ke lepas pantai. Dataran banjir ini
seperti dataran fluvial, bedanya dataran pantai ini masih dipengaruhi oleh DAS
Ci Kodehel. Karean berada di sepanjang DAS, lahan dataran banjir di Desa Ujung
Genteng ini banyak digunakan untuk sawah irigasi yang pengairannya berasal dari
Ci Kodehel. Berikut adalah gambar dataran banjir.
Dataran Banjir
Peta Geomorfologi
Sosial Ekonomi Desa Ujung Genteng
Berdasarkan hasil wawancara yang
di lakukan di desa Ujung Genting, Sukabumi yang kami lakukan di dapat data
ekonomi masyarakat disana. Sebanyak 30 responden yang diwawancara dari berbagai
desa yang sekiranya dapat mewakili perekonomian di Ujung Genteng. Perekonomian
sebagai bentuk kemajuan suatu daerah dapat dilihat melalui beberapa faktornya.
Seperti pekerjaan, pendapatan, kondisi rumah, alat transportasi, dan lainnya.
Desa Ujung Genting mayoritas bermata
pencarian sebagai nelayan dan wirausaha. Hal tersebut di karenakan letak mereka
yang dekat dengan pesisir pantai dan di desa Ujung Genting merupakan tempat
wisata. Dalam satu keluarga biasanya laki – laki menjadi nelajayan dan
perempuan membuka usaha warung ataupun bertani sehingga pendapatan mereka tidak
hanya dari satu tempat. Pendapatan masyarakat di desa Ujung Genting sekitar Rp.
450.000 – Rp.3.000.000 . Sehingga dapat dikatakan perekonomian di Ujung Genting
masih tergolong rendah.
Peta Mata Pencaharian
Geologi
Rute
Perjalanan
Perjalanan
dimulai dengan menuju balai desa yang berada di bagian paling timur dari Desa
Ujunggenteng. Setelah menemukan sampel batuan pertama, perjalanan dilanjutkan
kearah perbatasan Desa Ujunggenteng dengan Desa Cikangkung di jembatan
Cikodehel untuk mencari singkapan batuan lainnya. Hingga pukul 09.30 wib, kami
berjalan kembali menuju arah Barat dan menemukkan sampel batuan kedua yang
berada di bagian kiri jalan Surade-Ujunggenteng.
Setelah
itu, perjalanan dilanjutkan menuju bagian tengah Desa Ujunggenteng. Jalur yang
diambil adalah jalur pantai bagian selatan melalui tambak udang. Sampel batuan
ketiga dan keempat ditemukan di pantai selatan tersebut. Kemudian, dalam
perjalanan menuju tempat peristirahatan, ditemukan sampel batuan kelima di sekitar
sawah-sawah penduduk dan juga sampel batuan keenam di rumah-rumah penduduk yang
dikelilingi pohon-pohon besar.
Keesokkan harinya, perjalanan mengarah ke bagian
selatan Desa Ujunggenteng. Tujuan kami adalah melihat apakah batuan di bagian
pantai barat daerah tombolo berjenis batugamping terumbu koral. Dalam
perjalanan, terlihat banyak batuan yang berwarna hijau di jalan dan bercampur
dengan pasir serta batuan alluvial. Batu tersebut diambel sampelnya dan
dilakukan pengamatan. Ternyata batuan tersebut termasuk kedalam batuan Augite
karena karakteristiknya yang berwarna hijau dibagian dalam dan luar, memiliki
belahan dan bersifat basa. Sesampainya di daerah tombolo atau tanjung di
Ujunggenteng, terlihat bahwa pasir di pantai barat terdiri dari pecahan koral
yang sangat banyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa batuan di pantai barat
memang berjenis batugamping terumbu koral.
Sampel 1
Sampel
pertama ditemukan di depan balai Desa Ujunggenteng. Lokasi absolute titik ini
adalah 106°26,641 BT, 7° 21,283 LS. Sampel ini memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Warna : Putih kecoklatan
b. Skala kekerasan :
Kalsit (Skala Mohs)
c. Belahan
: Tidak ada
d. Sifat : Basa
e. Tekstur : Berpori
Sampel 2
Sampel
kedua ditemukan ditepi jalan, sekitar 300 meter dari balai Desa Ujunggenteng
kearah timur. Lokasi absolute titik ini adalah 106°26,956’ BT, 7°21,425’ LS.
Sampel ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Warna : Putih kekreman
b. Skala kekerasan :
Talc (Skala Mohs)
c. Belahan : Tidak Ada
d. Sifat :
Basa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar