Peta Geologi
Berdasarkan Peta Geologi pra-KL yang dibuat,
diketahui terdapat dua kategori batuan di Desa Ujung Genteng Endapan Permukaan
: Qha (Aluvial dan Endapan Koastal), Qpc (Batu Gamping Terumbu Koral), dan
Batua Sedimen : Tmci (Formasi Cibodas) yang terdiri atas batu gamping, batu
gamping tufan,batu gamping pasiran dengan sisipan batu pasir karbonatan dengan
batu pasir tufan. Pada peta tersebut juga terdapat informasi mengenai sturktur
geologi berupa jurus dan kemiringan (dip and strike) yang berjumlah satu buah.
Setelah kegiatan survey lapangan dilakukan sampel batuan yang kami temukan
ternyata sesuai dengan peta kerja yang menjadi acuan pada saat verifikasi di
lapangan. Akan tetapi struktur geologi berupa dip and strike yang semula
terdapat pada peta kerja, kenyataannya tidak ditemukan pada saat survey
lapangan. Oleh karena itu kategori batuan yang terdapat pada peta geologi pra
KL yang dibuat sesuai dengan peta geologi jampang yang menjadi sumber dalam
proses pembuatan peta pra-KL, sehingga peta geologi hasil verifikasi KL sama
dengan peta geologi pra-KL yang dibuat.
Penggunaan
Tanah
Survei
Hari Pertama
Pada survei hari pertama kegiatannya adalah
memverifikasi peta kerja penggunaan tanah yang sudah dibuat terhadap kondisi
fisik di lapangan.
Hasil
Hasil survei pada hari pertama terdapat
beberapa perubahan pada peta kerja, yaitu :
1. Lahan basah di peta
kerja yang terdapat di sebelah timur, setelah diverifikasi ke lokasi ternyata
adalah tambak udang.
Tambak
2. Lahan basah di peta
kerja yang terdapat di sebelah timur, setelah diverifikasi ke lokasi ternyata
adalah lahan terbuka hijau.
Lahan Basah
3. Lahan Basah di peta
kerja yang terdapat di sebelah timur, setelah diverifikasi ke lokasi ternyata
adalah Perkebunan.
Kebun Pepaya
4. Dan menemukan
penggunaan tanah baru yang digunakan untuk tambang pasir yang sebelumnya
merupakan lahan terbuka yang terdapat di sebelah barat laut di peta kerja.
Pertambangan Pasir
Survei
Hari Kedua
Meninjau
ulang, dan merevisi batas administrasi desa Ujunggenteng sebelah utara serta
mengamati kondisi fisik penggunaan tanah pada wilayah administrasi yang baru.
Hasil
Hasil survei kedua terdapat tambahan kondisi
fisik penggunaan tanah dan batas-batas wilayah,
seperti:
1. Terdapat Kampung Ciwalahir
2. Terdapat adanya beberapa pemukiman penduduk,
3. Terdapat adanya perkebunan kelapa,
4. Terdapat adanya makam,
5. Terdapat adanya badan air,
6. Terdapat adanya sawah irigasi.
Klasifikasi Penggunaan Tanah
Permukiman
Seperti permukiman pada umumnya, permukiman
di desa Ujunggenteng juga mengikuti struktur jalan. Luas permukiman desa
Ujunggenteng secara keseluruhan adalah 426,231 m. Permukiman di
desa Ujunggenteng terdapat tujuh kampung dan mengalami penambahan satu kampung
di sebelah utara desa Ujunggenteng, yaitu kampung Ciwalahir, menurut narasumber
yaitu sekertaris desa Ujunggenteng. Bangunan rumah penduduk di desa
Ujunggenteng mayoritas sudah menggunakan dinding. Dengan beberapa vegetasi,
seperti pepohonan yang menghiasi halaman rumah mereka. Ada sebagian rumah
penduduk yang berdekatan langsung dengan kebun. Diperkirakan kebun tersebut
adalah kebun yang dikelola langsung oleh pemilik rumah tersebut.
Permukiman
Seluruh
sawah di desa Ujunggenteng merupakan sawah irigasi, karena sawah - sawah di
desa Ujunggenteng mayoritas dekat atau disamping dengan sungai - sungai yang
ada disekitarnya. Sebagian besar sawah irigasi juga dekat dengan perkebunan,
dan kebun kelapa. Luas keseluruhan sawah irigasi yang terdapat di desa Ujung Genteng adalah 1,455,521 m.
Sawah Irigasi
Perkebunan
Perkebunan
di desa Ujunggenteng memiliki banyak variasi tanaman. Contohnya adalah
perkebunan kelapa yang terdapat di daerah Utara desa Ujunggenteng, dan
perkebunan petai cina yang juga terdapat di Utara desa Ujunggenteng. Sebagian
besar perkebunan memang terletak di Utara desa. Perkebunan kelapa memiliki luas
wilayah 971,454 m. Dan perkebunan petai cina memiliki luas wilayah
687,698 m.
Perkebunan kelapa dan petai cina
Jenis
Tanah
Secara umum, tanah di Desa Ujunggenteng,
Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, dibentuk oleh material endapan vulkanik
dan pasir pantai. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Sukabumi sebagian
besar didominasi oleh tanah Regosol Kelabu yang terdapat pada wilayah bagian
selatan dan Litosol di bagian utara dengan tingkat kesuburan yang lebih rendah
dibanding jenis tanah Alluvial di daerah lembah dan pinggir sungai. Dari hasil
survey lapang di wilayah kajian diambil enam titik sampel yang setiap dua
sampel tanah mewakili masing-masing jenis tanah di wilayah kajian. Titik sampel
1 dan 4 berada di Kampung Cipaku. Titik sampel 2 dan 3 berada di Kampung
Batunamprak. Titik sampel 5 dan 6 berada di Kampung Cikodehel. Jenis tanah
Kampung Cipaku adalah regosol, jenis tanah Kampung Batunamprak adalah aluvial dan jenis tanah
Kampung Cikodehel adalah litosol. Dari sampel tanah tersebut, dapat
diidentifikasi bagaimana karakteristik tanah di masing-masing titik sampel
tersebut, yaitu dengan mengidentifikasi tekstur, struktur dan warna dari
masing-masing sampel tanah tersebut. Masing-masing sampel tanah tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan sangat dipengaruhi penggunaan
tanah di daerah sekitarnya. Hal yang dikaji dalam mengidentifikasi tanah adalah
melihat kondisi fisiknya.
Warna Tanah
Tekstur Tanah
Secara umum, tekstur tanah di desa
Ujunggenteng memiliki tekstur berpasir. Hal ini memang disebabkan Desa
Ujunggenteng berada di tepi pantai sehingga terjadi pengaruh bentukan marin
berupa tanah berpasir menjadi dominan. Terdapat dua jenis tekstur tanah di
Kampung Cipaku, yakni liat berpasir dan pasir berlempung. Pada daerah tanah
yang bertekstur pasir berlempung, lapisan horison di dalamnya memiliki tekstur
yang agak berbeda yakni berpasir. sementara di Kampung Batunamprak dan Kampung
Cikodehel juga memiliki tekstur liat berpasir dan pasir berlempung.
Struktur Tanah
Ditinjau dari struktur tanah, seluruh wilayah
Desa Ujunggenteng memiliki struktur bergumpal. Bergumpal diartikan tanah
tersebut dapat di bentuk menjadi bola dengan kenampakan yang bergumpal-gumpal.
Horison
Berdasarkan pembentukannya, Desa Ujunggenteng secara umum memiliki horison O hingga E. pada lapisan horison O menunjukkan tanah tersebut terbentuk pada fase 1 di mana terjadi aluviasi (gaya dari permukaan akibat proses iklim dan cuaca) yang menyebabkan terjadinya hancuran batuan dan mineral organik pada permukaannya. Selanjutnya pada horison E, berkembang pertemuan endapan luar dan penetrasi materi di bagian bawahnya. Lebih dalam lagi pada bagian horison A, terjadi pelapukan batuan dan mineral yang disebabkan oleh proses iluviasi (gaya dari proses endogen misalnya gempa).
Berdasarkan pembentukannya, Desa Ujunggenteng secara umum memiliki horison O hingga E. pada lapisan horison O menunjukkan tanah tersebut terbentuk pada fase 1 di mana terjadi aluviasi (gaya dari permukaan akibat proses iklim dan cuaca) yang menyebabkan terjadinya hancuran batuan dan mineral organik pada permukaannya. Selanjutnya pada horison E, berkembang pertemuan endapan luar dan penetrasi materi di bagian bawahnya. Lebih dalam lagi pada bagian horison A, terjadi pelapukan batuan dan mineral yang disebabkan oleh proses iluviasi (gaya dari proses endogen misalnya gempa).
Solum
Kondisi solum tanah Desa Ujunggenteng paling
dalam memiliki ketebalan > 125 cm. Secara detil, kami tidak mengetahui
seberapa dalam solum tanah. Hal ini disebabkan keterbatasan alat dan metode
yang dapat kami lakukan.
Peta Jenis Tanah
SEMOGA BERMANFAAT
terimakasih infonya
BalasHapus